Yang namanya gajah di pelupuk mata itu konon memang tak tampak. Sedangkan semut di sebrang lautan itu
tampak. Tetapi itu sih kata pribahasa aja. Meski mungkin dalam kehidupan
sehari-hari memang banyak hal seperti itu terjadi.
Sama halnya ketika kita lagi
benci bin sebel banget sama seseorang. Yang ada di otak kita hanyalah satu hal.
Keburukannya dan kejelekannya. (dua dink!) Pokoknya serba aliran hitam yang
jahat-jahat. Kita berfikir bahwa kita paling benar aja. Kayak di atas kepala kita ada bulatan layaknya
malaikat dalam serial kartun.
Hari ini aku sedang menyadari
sesuatu bahwa terkadang orang yang kita benci bisa menjadi orang yang kita
sayang, cintai, hormati. Aku
jadi maklum kalau banyak cerita film dari yang tadinya musuhan lalu jadian.
Hehehe... klasik banget sih...
Tetapi ya emang gitu kok
nyatanya. Kenapa kita nggak
suka sama seseorang? Kenapa kita benci seseorang? Kenapa kita menganggap orang
itu jahat? Hanya ada satu hal yang bisa menjawabnya. Yaitu...
Karena kita tidak mengenalnya.
Simpel bukan? Yap yap yap!
Mungkin ada kalanya ketika kita kenal seseorang justru menjadi benci banget
sama orang itu. Misalnya karena orang itu punya kelainan kayak suka ngambil
barang-barang atau hal-hal yang tidak bisa didefinisikan dengan baik. Tetapi
itu bisa dibilang 1000:1 kok. Lagipula seburuk apa pun orang, pasti punya
kebaikan. Dan sebaliknya. Nggak ada orang yang bisa baik 100%. Why? Soalnya
kita itu konon katanya adalah makhluk yang tidak sempurna. Dalam diri kita saja
ada dua aliran darah. Arteri dan vena. Kayak kebaikan dan kejahatan gitulah.
Aku jadi teringat dulu ada
sahabat yang pernah benciii banget sama seseorang. Entah itu karma atau
anugerah, dia malah ditakdirkan dan dipertemukan dalam satu tempat. Seiring
berjalannya jarum jam, menit berganti menit, jam berganti jam, hari berganti
hari, bukan berganti bulan, tahun berganti tahun, abad berganti abad... si
sahabat itu harus berinteraksi terus dengan orang yang disebelinya.
Karena kebersaman itulah dia
mulai meyadari sesuatu. Bahwa orang yang dibencinya tidak seburuk yang ia duga
sebelumya. Padahal asli, si orang yang dibencinya itu tidak berubah sikap atau
apa pun. Masih sama seperti itu. Cara bicara, gayanya, cara berjalannya,
dandanannya, sifatnya, sikapnya dan nya nya yang lain.
Lalu kenapa si sahabat saya
menjadi menyadari bahwa ia tidaklah se’devil’ seperti di otaknya? Tentu jawabannya udah tahu kan? Karena
sering bersama. Sering bersama itulah yang membuat kita mengenalnya!
Si sahabat saya bilang kepada
saya, (Karena kami sama-sama tidak menyukai orang itu) dia bersikap seperti itu
dengan tujuan baik. Selalu ada hal yang melatar belakangi setiap
tindak-tanduknya. Pengalaman masa lalu, impian, harapan dan cita-cita. Karena
itulah meski dalam hidup kita memiliki tujuan yang sama (Surga tentu saja),
tetapi banyak orang yang bersikap berbeda. Banyak orang yang menganggap benar
dengan jalannya masing-masing.
Si sahabat ini pun menambahkan
ceritanya, bahkan ketika jaman sahabat nabi saja, sahabat nabi satu sama lain
ada banyak perbedaan dan pertentangan. Padahal mereka sama-sama merujuk sifat
nabi sebelumnya dan Al-Qur’an. Apalagi kita yang hidup terpisah benua, terpisah
samudra, terpisah budaya dan terpisah zaman sama nabi?
Dengan wajah yang meneduhkan
dia pun bilang kepada saya. Sorot
matanya tajam penuh keyakinan. Saya sampai takjub melihatnya. Dia bilang akan
berusaha menyikapi sesuatu dengan bijak. Menyikapi banyak hal dengan berbagai sudut pandang. Tidak ingin menjelek-jelekan
orang lain. Karena dia yakin, setiap orang memiliki kebaikan dan keburukan
masing-masing. Tak ada yang sempurna.
Saya takjub mendengarnya dan
mulai menyadari, sering sekali saya su’udun. Berossip ria.... bla bla...
hadah... betapa jahatnya saya...
Tiba-tiba.....
”Eh kamu tau nggak... katanya
teman kita yang bernama... itu... gini... ya... terus gitu.... gosipnya gini...
kemarin aku lihat dia gini... jangan-jangan....”
Aku takjub mendengar ucapannya
kemudian. Baru saja dia bilang.....??? Ya ampun susah ya jadi orang baik!
“Emang kata siapa? Wah aku dengar gini... bla bla bla bla bla....”
Hehehe......