Hari ini, rame banget deh
ngobrolin rencana tahunan. Rencana terhangat yang dibicarakan adalah wacana
naiknya BBM April nanti... hm… kalau kita mau minta pendapat responden,
yakinlah 99,9999999999999% orang pasti tidak setuju. Hehe… yang 100% kan hanya
milik Allah semata kata Pak Ustad.
Kayaknya masih hangat-hangat
tahi ayam kalau mengingat tragedi kenaikan BBM kemarin. Seolah baru terjadi kemarin sore. Tanpa
dikomando, dengan naiknya harga BBM, naik pulalah segala jenis kebutuhan hidup
makhluk hidup. Asli semua makhluk hidup. Nggak cuma manusia doang kok!
Seperti yang kita tahu, selain bahan pokok yang melejit harganya, pasti
pakan ayam, pupuk de el el pada ikut-ikut merangkak naik (ini sih laporan dari
emak yang suka curcol sama saya). Ibarat kata kayak kita naik roller coaster macet kali ya… udah
naiknya melejit cepet banget, sampai di atas rusak dan tidak bisa kembali lagi.
Keoklah pasti kita ini. (Tetapi untungnya belum ada kayaknya roller coaster yang mengalami kejadian
kayak gitu cin! Benar-benar perumpamaan yang buruk dari saya.}
Sebagai warga negara yang baik dan taat pada pemerintah, so kita kudu mau ngikutin apa pun
kebijakan pemerintah. Tetapi saya lebih suka menyebutnya ketidakbijakan
pemerintah! Hehe… coz nggak bijak
bagi saya. Peace!!!!!!
Dari segala rencana pemerintah (sebutlah itu kebijakan jika anda setuju),
saya harus mulai merancang otak untuk menetukan karir hidup saya ke depan.
Awalnya pengen bikin demo yang mengkritisi pemerintah. (Jiwa
mahasiswa saya belum punah rupannya). Tetapi sudah tidak mungkin. Maklum, sudah
pensiun dari dunia civitas akademika. Masa mahasiswa sudah terlewatkan. Padahal
itu adalah masa di mana kita menjadi sosok idealis! Sosok yang kritis! Yang
menjadi pahlawan masyarakat kecil! (Duh udah kayak superman aja deh}
So otak saya pun berpacu keras
demi mencari ide guna mendapat bekal di kehidupan duniawi yang penuh polemika
ini. (Moga-moga saya tidak lupa mencari bekal kehidupan abadi nanti. Tobat: mode on!)
Mau cari kerjaan sampingan,
susah Bro!… teman-teman saya yang sudah pada lulus aja belum dapat kerjaan. Padahal
kuliah mahal, tapi dapat kerja susah juga. Apalagi yang tidak sekolah coba?
Sabar dan ikhtiar kawan… Allah memberi cara tersendiri untuk melukis rejeki
kita!
Mau bikin usaha, (Siapa tahu jadi pengusaha luar biasa.) belum ada modal.
Mau berhutang takut bunganya menjerat. Belum lagi ada lintah-lintah penghisap
darah, eh maksudnya lintah darat or dept
collector yang merajalela. Bawaanya jadi merinding melulu…
Mau minta tambahan sama ortu,
kok kayaknya durhaka amat ya saya? Harusnya saya yang memberi mereka sekarang. Sudah
bukan saatnya. (Sudah tuir sih... hehe....)
Terbersit bisikan dari sisi
kiri saya untuk njambret, nyolong, nyopet dan tindakan sejenisnya. Tapi kok
ancaman mengerikan. Belum lagi, tadi pagi melihat berita sadis bin bombastis
yang membuat jiwa-jiwa jahat mengkeret. Seorang penjambret atau pencopet ya..(lupa)
kakinya tertembak polisi gara-gara ketahuan dan hendak kabur. Sudah begitu, tas yang dirampasnya tak
berisi uang. Hanya berkas-berkas, nota serta tagihan. Asli! Tidak ada uang
sepeser pun! Ajib dah! Say no ajahlah
sama bisikan-bisikan ini. hust ingat dosa.. dosa...
Tanpa sadar, karena luka hati
saya yang merana. Jari-jari saya pun menari-nari di atas keyboard.
Mengungkapkan kesedihan, kegelisahan dan curhatan pastinya. Apa siap siaga kita
dalam menghadapi kehidupan kedepan yang pastinya tidak lebih mudah?
Hati kecil saya
tiba-tiba nongol dan menjawab. Dibawa santai aja sista... keep smile... positif thingking dan positif feeling... Allah
bersama kita… hehe…
Saya pun kembali menulis sambil menggariskan seulas senyum di bibir saya.
Nulis aja ah…
Bagaimana dengan anda?
Memoar,
Ambokembang, 27-1-12
Cahaya
Bintang Yang Elok, Elisa S